Cak Imin Minta Kepsek SMK Deteksi Talenta Siswa yang Mau Kerja ke Luar Negeri

Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta kepala sekolah SMK bisa mendeteksi talenta siswanya. Hal ini untuk mempersiapkan para siswa tersebut untuk mampu bekerja di luar negeri.

Cak Imin mengungkapkan hal itu karena masalah siswa SMK tidak mampu bekerja di luar negeri muncul dari hulu alias sekolah. Maka dari itu sejak dari sekolah, siswa yang memang mau bekerja di luar negera harus sudah dipersiapkan.

"Sejak awal talenta siswa harus sudah terdeteksi dengan baik. Saya berharap seluruh kepala sekolah begitu menerima siswa, sejak itu mendeteksi talenta khususnya sekolah SMK menerima talenta yang memang mau bekerja ke luar negeri, maka dipersiapkan yang paling awal adalah bahasanya," tutur Cak Imin saat Workshop Kepala Sekolah untuk Program SMK Go Global di Makassar, Rabu (3/12).

SMK Global ialah program untuk siswa SMK agar bisa bekerja di luar negeri melalui peningkatan kompetensi, penguasaan bahasa, dan sertifikasi berstandar internasional. Harapannya dengan begitu angka pengangguran dari lulusan SMK dapat berkurang.

Cak Imin mencontohkan Jepang. Ia bilang hanya butuh hitungan bulan untuk bisa mendapatkan sertifikat penguasaan bahasa agar bisa bekerja di negara itu.

"Karena setelah kita ikuti selama ini sungguh untuk Jepang misalnya, bahasa yang dibutuhkan Sangat dasar. Enam bulan sudah sertifikat N4, enam bulan. Sementara SMK tiga tahun," tuturnya.

Lebih lanjut Cak Imin juga meminta agar kurikulum SMK disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Terutama memuat kebutuhan-kebutuhan siswa agar saat lulus dapat bekerja di luar negeri.

"SMK harus menyiapkan kurikulum yang benar-benar matching dengan kebutuhan pasar, terutama saya berharap dalam fokus yang menjadi bidang yang sedang saya geluti ini adalah penempatan pekerja migran di luar negeri. Nah, fokus inilah yang saya minta bantuan Pak Gubernur, Pak Sekda, Kepala Dinas para Kepala Kepala Sekolah yang negeri maupun swasta untuk bareng-bareng menyiapkan dengan sungguh-sungguh hulunya sekolah dengan kurikulum yang memadai dengan kapasitas skill yang dibutuhkan sesuai dengan tuntutan pasar dan industri, baik dalam negeri maupun di luar negeri," tuturnya.

"Semangat inilah yang kemudian menjadi kebutuhan kita untuk kolaborasi bekerja sama menyiapkan dengan melibatkan semua pihak," tambahnya.