Ahli: RI Perlu Tiru Australia Larang Anak Main Medsos, Pemerintah Harus Berani

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi dampak buruk medsos bagi anak. Foto: myboys.me/Shutterstock

Pengamat internet, Heru Sutadi, menyarankan Indonesia untuk meniru langkah Australia, yang melarang anak di bawah usia 16 tahun memiliki akun media sosial. Pemerintah disebut harus berani membatasi penggunaan media sosial bagi anak dan remaja.

Australia resmi melarang anak di bawah usia 16 tahun memiliki akun media sosial mulai hari ini, Rabu, 10 Desember 2025. Platform media sosial yang tidak menonaktifkan akun anak, atau membiarkan remaja buat akun baru, akan didenda sebesar 49,5 juta dolar Australia, atau sekitar Rp 548 miliar.

Heru, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Information and Communication Technology (ICT) Institute, menilai langkah pemerintah Australia membatasi media sosial bagi anak sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia demi menyelamatkan generasi penerus bangsa.

"Indonesia bisa meniru ketegasan Australia," ujar Heru kepada kumparan, Rabu (10/12).

Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi. Foto: Instagram/@sutadiheru

Menurut Heru, proteksi ini krusial mengingat Indonesia menargetkan generasi emas pada 2045 mendatang. Ia menegaskan paparan konten negatif di ruang digital bisa menghambat visi tersebut.

Heru menambahkan, ancaman di ruang digital tidak hanya datang dari media sosial semata, tetapi juga ekosistem game yang tidak terawasi. Beberapa game dinilai merusak bagi anak dan remaja, dengan menyajikan konten pornografi, kekerasan, hingga rekrutmen terorisme dan judi online.

Tunggu keberanian pemerintah

Meski mendukung, Heru menyadari tantangan terbesar bukan pada regulasi di atas kertas, melainkan nyali pemerintah menghadapi platform penyedia layanan Over-The-Top (OTT) global.

Ilustrasi ragam Sosial Media. Foto: Shutterstock

Ia mencontohkan sejarah regulasi di Indonesia yang kerap melunak saat berhadapan dengan kepentingan platform asing.

"Sudah bukan jadi rahasia umum misalnya kita justru ditekan para OTT agar kita ikut aturan mereka bukan sebaliknya," kata Heru. "Contoh nyata adalah aturan OTT dalam PP turunan UU Cipta Kerja. Beberapa OTT kirim surat ke pemerintah dan kemudian PP nya mengakomodasi keinginan para OTT."

Heru mencontohkan 'kekalahan' pemerintah saat merevisi aturan pusat data dari PP No. 82/2012 ke PP No. 71/2019. Akibat tekanan platform OTT, kewajiban menempatkan server di Indonesia bagi sektor privat akhirnya dihapus dan boleh disimpan di luar negeri.

Menurut Heru, ini membuktikan regulasi domestik kerap berubah hanya untuk menuruti keinginan korporasi asing.

Penandatanganan nota kesepahaman PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS). Foto: Dok. Kemendukbangga

Terkait dengan regulasi yang saat ini dan baru saja diterbitkan pemerintah pada Maret lalu, yakni PP Nomor 17 Tahun 2025 (PP TUNAS) tentang pelindungan anak di ruang digital, Heru menilai itu sebagai permulaan yang baik.

Read Entire Article