Mengurai Akar Masalah Banjir Sumatra: Sawit, Tambang, atau Kertas?

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Sawit, Tambang, atau Kertas? Perkebunan kelapa sawit tergenang banjir.(Antara)

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Situasi ini menegaskan pentingnya penelusuran akar permasalahan agar pemerintah dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat dan mencegah bencana serupa terjadi kembali.

Pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, menjelaskan bahwa siklon tropis Senyar yang membawa curah hujan ekstrem memang menjadi pemicu utama. Namun, menurutnya, faktor manusia dan aktivitas industri juga perlu dikaji lebih serius.

“Faktor inilah yang harus ditelusuri agar ketemu akar penyebabnya,” ujarnya, Sabtu (6/12).

Uchok, yang berasal dari Batang Toru, Tapanuli Selatan, menyebut ada tiga klaster industri yang kerap dikaitkan dengan penyebab banjir Sumatra, yaitu perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan industri kertas.

Menurut berbagai temuan, sektor kelapa sawit memegang konsesi lahan terbesar dengan luas 2,018 juta hektare. Ia menekankan bahwa angka tersebut hanya mencakup data resmi, sementara masih ada kebun sawit ilegal yang disinyalir melakukan pembukaan lahan secara tidak bertanggung jawab. Kasus yang mencuat salah satunya adalah dugaan penanaman sawit ilegal di kawasan hutan seluas 451 hektare sebagaimana diungkap Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu.

Klaster kedua adalah sektor pertambangan, terutama tambang emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources. Perusahaan ini memegang konsesi 130.252 hektare, dengan sekitar 40 ribu hektare disebut tumpang tindih dengan ekosistem Batang Toru, serta 30 ribu hektare lainnya bersinggungan dengan hutan lindung di Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Mengingat wilayah Tapanuli merupakan salah satu pusat bencana terparah, Uchok mendorong pemerintah melakukan audit menyeluruh untuk memastikan kepastian batas lahan dan memproses hukum bila ditemukan pelanggaran.

Selanjutnya, sektor industri kertas ikut menjadi perhatian. PT Toba Pulp Lestari (TPL), yang beroperasi di kawasan Toba, memiliki konsesi 167.912 hektare, dengan 46 ribu hektare ditanami eukaliptus dan 48 ribu hektare lainnya dialokasikan sebagai kawasan konservasi dan hutan lindung. Jika dibandingkan dengan skala konsesi sawit, luas pemanfaatan lahan industri kertas hanya 2,3% dari total konsesi industri sawit.

“Jadi pemerintah harus jeli melihat akar masalah yang sesungguhnya,” kata Uchok.

Ia menegaskan bahwa memahami perbandingan skala industri sawit, tambang, dan kertas sangat penting untuk mengidentifikasi akar permasalahan bencana secara objektif. Seperti halnya diagnosis medis, pemerintah harus menemukan sumber persoalan agar kebijakan penanganan yang dirumuskan tepat sasaran.

Uchok juga menyoroti perlunya ketegasan pemerintah dalam memberantas aktivitas ilegal seperti pembabatan hutan tanpa izin untuk keperluan industri. Menurutnya, praktik semacam itu memberikan dampak kerusakan yang lebih besar karena dilakukan tanpa mematuhi peraturan.

“Jangan sampai gara-gara ada pengusaha mengejar uang melimpah, masyarakat menjadi korban tertimpa musibah,” tandasnya. (Ant/E-3)

Read Entire Article