Warga mengungsi.(Al Jazeera)
BENTROKAN antara Thailand dan Kamboja kembali meluas, kemarin, menjangkau sejumlah titik baru di wilayah perbatasan yang masih disengketakan. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 10 orang dan lebih dari 140.000 warga sipil terpaksa mengungsi akibat eskalasi kekerasan tersebut.
Kedua negara kembali saling menuduh sebagai pemicu pertempuran yang berlangsung berpuluh-puluh tahun. Insiden terbaru ini dipicu adu klaim di kawasan perbatasan sehingga membuat Thailand melancarkan serangan udara dan mengerahkan kendaraan tempur berat pada Senin (8/12).
Mantan Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen menyatakan bahwa negaranya memberikan serangan balasan, setelah Phnom Penh membantah melakukan operasi ofensif dalam dua hari terakhir. Bentrokan pekan ini menjadi yang paling mematikan sejak konflik besar pada Juli, ketika pertempuran lima hari mengakibatkan puluhan korban jiwa dan memaksa sekitar 300.000 orang meninggalkan rumah sebelum gencatan senjata diberlakukan.
Pejabat pemerintah menyampaikan bahwa puluhan ribu orang dievakuasi dari wilayah perbatasan sejak pertempuran baru dimulai pada Minggu (7/12).
Seorang warga Kamboja, Poan Hay, 55, mengatakan bahwa ia meninggalkan rumahnya di Provinsi Oddar Meanchey pada Senin (8/12) begitu mendengar suara tembakan. Ini menjadi pengungsian keempat baginya sepanjang tahun akibat konflik yang terus meletus di wilayah perbatasan.
Kuil tua
"Saya sangat marah kepada tentara Thailand, tetapi saya meminta mereka untuk berhenti menembaki warga Kamboja," kata Poan Hay kepada AFP. Ia kini berlindung bersama keluarganya di dalam pagoda, Srei Snam, Provinsi Siem Reap, sekitar 70 kilometer dari garis perbatasan.
"Selama lima bulan terakhir, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya khawatir tentang keselamatan kami," ujarnya. "Kemarin jet-jet tempur Thailand terbang di sepanjang perbatasan. Saya sangat takut," tambahnya.
Phnom Penh menuduh pasukan Thailand melakukan serangan sepanjang malam yang menewaskan dua orang di jalan nasional. Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebutkan bahwa tujuh warga sipil Kamboja tewas total dan sekitar 20 orang terluka minggu ini. Lebih dari 21.000 warga mengungsi dari tiga provinsi perbatasan.
Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa militer Thailand kembali melakukan serangan pada pukul 05.00, kemarin, termasuk di area kuil-kuil tua seperti Kuil Preah Vihear yang berstatus warisan dunia UNESCO.
Militer Thailand melaporkan tiga tentara mereka tewas sejak Senin (8/12). Satu personel meninggal, kemarin, akibat tembakan tidak langsung di Provinsi Surin. Granat menewaskan seorang prajurit lain di area Kuil Preah Vihear.
Pemerintah Thailand mengatakan hampir 500 tempat penampungan sementara disiapkan untuk lebih dari 125.000 warga yang mengungsi. Juru bicara Angkatan Laut Thailand Parat Rattanachaiphan menyampaikan bahwa pasukannya melihat pengerahan pasukan Kamboja, permukiman baru, dan beberapa pangkalan senjata di wilayah pesisir Provinsi Trat yang diperebutkan.
Pesawat nirawak
Parat juga menuduh Kamboja memanaskan ketegangan dengan mengoperasikan pesawat nirawak untuk memprovokasi pasukan Thailand. Ia mengatakan, kemarin, pasukan Thailand melancarkan operasi militer untuk mengusir mereka.
Hun Sen yang juga Presiden Senat menyatakan negaranya terpaksa membalas setelah bersabar selama lebih dari 24 jam untuk menghormati gencatan senjata dan memberikan waktu untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman. "Sekarang kami berjuang untuk membela diri lagi," katanya melalui unggahan di Facebook.
Konflik terbaru itu kembali berakar pada sengketa perbatasan yang berlangsung selama 100 tahun sejak masa penjajahan Prancis. Kedua negara mengeklaim sejumlah kuil kuno di wilayah tersebut.
PM Thailand Anutin Charnvirakul menegaskan bahwa militer akan tetap bertahan dalam menghadapi ancaman. "Thailand harus berdiri teguh di belakang mereka yang melindungi kedaulatan kami. Kami tidak bisa berhenti sekarang," ujarnya.
Di Provinsi Surin, Thailand, seorang warga seperti Sutida Pusa, 30, sudah merasakan dampak langsung konflik. Ia mengelola toko makanan kecil dan keluarganya dipindahkan ke pusat evakuasi serta sebagian lain memilih bertahan demi menjaga rumah.
Merawat keluarga
Ia kerap mondar-mandir antara tempat penampungan dan rumahnya yang berjarak kurang dari 20 kilometer dari perbatasan untuk merawat keluarga di kedua tempat. "Saya ingin melihat situasinya terlebih dahulu, karena suara pertempuran tidak sekeras saat bentrokan besar pada 24 Juli. Kami tidak pernah mempercayai situasinya," ucapnya.
Militer Thailand mengatakan bahwa granat dari wilayah Kamboja jatuh di dua rumah warga di Provinsi Sa Kaeo, meskipun tak ada korban. Sebelumnya, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia sebagai Ketua ASEAN menengahi penghentian pertempuran pada Juli.
Pada Oktober, Presiden AS Donald Trump mendukung deklarasi bersama lanjutan dan mempromosikan kesepakatan dagang baru dengan Thailand dan Kamboja setelah keduanya menyepakati perpanjangan gencatan senjata. Namun, Thailand menangguhkan perjanjian tersebut pada bulan berikutnya.
Sejak itu kedua negara kembali saling menyalahkan atas munculnya bentrokan baru. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Uni Eropa, dan PM Malaysia Anwar Ibrahim pada Senin (8/12) menyerukan kedua pihak untuk menahan diri dan menghentikan permusuhan. (AFP/I-2)

15 hours ago
1





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5351729/original/047342300_1758083270-image_2025-09-17_112741125.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378666/original/019339600_1760272336-WhatsApp_Image_2025-10-12_at_09.27.07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5106905/original/096442900_1737628697-Samsung-Mobile-Galaxy-S25-series-Galaxy-Unpacked-2025-Photos-of-Experience-Zone_main13.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378200/original/050004300_1760220805-irak_-_indo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314514/original/078809300_1755088863-WhatsApp_Image_2025-08-13_at_19.27.39.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328603/original/087840900_1756261928-szabo-viktor-UfseYCHvIH0-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355001/original/075220800_1758270927-boliviainteligente-tnVDpxUW6og-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274166/original/097226500_1751707812-Frank_van_Kempen_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5371464/original/094878100_1759658403-lamine.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381153/original/090349100_1760491120-Nunung.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383570/original/096572500_1760683681-tomonobu_itagaki.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379861/original/021840100_1760403754-image_2025-10-14_074049804.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377883/original/060068900_1760165800-ClipDown.com_538697234_18482627983072710_432624515930713201_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385173/original/011957900_1760881265-shinta_bachir.jpg)