Angka Stunting di Tasikmalaya Meningkat, Pemkot Prioritaskan Ibu Hamil

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kota Tasikmalaya, Imin Muhaemin(MI/KRISTIADI)

PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berupaya menurunkan angka stunting melalui beberapa program unggulan yang dilakukan di akhir tahun. Mereka menyasar 5.011 anak dan ibu hamil agar tidak ada lagi kekurangan gizi.

Saat ini, angka stunting di daerah ini mengalami kenaikan dari sebelumnya 10,85% menjadi 12,61%.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kota Tasikmalaya, Imin Muhaemin mengatakan, angka stunting di wilayahnya mengalami kenaikan. Untuk itu, pemerintah daerah berupaya menurunkan kasus dengan menyasar 5.011 ibu hamil.

"Kasus baru yang ditemukan paling banyak terjadi akibat ibu hamil yang kekurangan gizi saat melahirkan," tandasnya.

Dia menambahkan, kasus baru pada tahun ini mengalami kenaikan dan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Kenaikan tersebut berdasarkan hasil evalusi dan pencatatan pelaporan berbasis masyarakat (PPGM).

Program unggulan, lanjutnya, gencar dilakukan pemerintah daerah untuk menekan angka stunting baru. Ibu hamil menjadi target agar mereka mendapat asupan gizi sebelum melahirkan.

"Saat melahirkan biasanya berat badan mereka kurang. Upaya ini dilakukan agar anak yang dilahirkan tumbuh dalam kondisi normal," tandasnya.

Dia menambahkan dua program yang dilakukan untuk menekan stunting ialah dengan Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germs). Selain itu juga dilakukan pemberian tablet penambah darah dengan jumlah 90 butir yang harus habis selama masa kehamilan.

Petugas, lanjut Imin,  masih melakukan pendataan untuk mengendalikan dan menekan angka stunting.