Peduli Kesehatan Korban Banjir Sumatra, Universitas Syiah Kuala Sisir Lokasi Parah Pidie Jaya

Ilustrasi(Dok Istimewa)

SEBUAH tenda berukuran didirikan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya, di Kota Meureudu, Provinsi Aceh. Tenda berukuran 10x4 meter itulah titik sentral atau pusat konsentrasi relawan Universitas Syiah Kuala (USK) untuk pemulihan dampak bencana alam banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya. 

Pidie Jaya adalah sebuah kabupaten yang terbentang diantara lembah bukit Barisan pesisir pantai perairan Laut Selat Malaka. Wilayah itu termasuk luluh lantak tergerus bencana banjir bandang pada dua pekan lalu. 

Papan informasi yang penuh data, potongan gambar aksi, hingga kotak-kotak peralatan medis terpasang rapi di dalam pos relawan tersebut. Itu menggambarkan nuansa kesigapan Posko Satgas Bencana Senyar Universitas Syiah Kuala (USK).

Aksi kemanusiaan itu menjadi perhatian utama saat Rektor USK Prof Marwan, saat turun ke lokasi pada Sabtu (6/12) akhir pekan lalu. Pimpinan universitas jantung hati masyarakat Aceh tersebut dengan penuh semangat menyapa para dokter, perawat kesehatan dan relawan yang bertugas di garis depan itu. 

Para tim lapangan pun merasa senang ketika orang nomor satu di USK memberi semangat dan menghargai kerja keres mereka. Padahal semua personel relawan cukup lelah menyisir lokasi bencana. 

Mereka pun bercerita dan berbagi kisah sejenak kala itu. Sembari menggambarkan garis depan menembus lokasi melawan dampak banjir Sumatera tersebut. 

"Sejauh ini keluhan paling banyak adalah penyakit pascabanjir. Misalnya infeksi pernapasan, diare dan infeksi kulit" tutur dr. Endah Cahya Sufiany, dokter PPDS USK yang sedang jadwal tugas di wilayah terdampak. 

Dikatakan Endah, momen dramatis di hari pertama turun ke Gampong Beurawang, yang termasuk kawasan terparah di Pidie Jaya. Begitu warga melihat ada tim kesehatan yang datang, langsung menyambut dengan berbagai keluhan. 

“Ketika mobil kami tiba, langsung diserbu warga untuk mendapatkan layanan kesehatan" kenang Endah.

Ada rasa keprihatinan di wajahnya yang tidak mampu disembunyikan dr Endah. Yakni ketika menyebut tantangan stok logistik obat-obatan sangat mengkhawatirkan. 

Masalnya pada hari pertama saja, sekitar 80 orang dewasa dan 60 anak-anak telah dilayani. Dengan hasil diagnosis paling banyak adalah ISPA (infeksi pernapasan), diare, dan infeksi kulit. Sedangkan persediaan obat-obatan sangat kurang. 

"Ketersediaan obat-obatan menjadi tantangan. Namun kami semua cukup terbantu obat-obatan dari PERDOSKI"  jelasnya. 

Menurut Endah, bantuan selanjutnya perlu menyertakan keperluan vital bagi ibu hamil. Kemudian kebutuhan atau perlengkapan mendasar bayi. 

Rektor Prof Marwan, menyampaikan terima kasih kepada seluruh dokter, perawat kesehatan dan semua personel relawan yang dengan senang hati membantu korban terdampak bencana. 

"Ikhtiar para dokter, perawat, relawan mahasiswa dari UKM, serta semua pihak yang tergabung dalam Satgas Bencana Senyar USK, menjadi wujud pengabdian kita semua terhadap kemanusiaan, untuk Aceh yang kita cintai" kata Rektor lulusan Doktor Birmingham Universiti, Inggris tersebut. 

Kesempatan penguatan semakin terasa ketika Prof Khairul Munadi, Dirjen Dikti, tiba. Setelah mendengarkan penjelasan dari Gustian R.H., seorang ahasiswa relawan, mengenai data di papan informasi. Prof Khairul langsung memberikan semangat.

“Adik-adik sekalian, terus mengabdi, belajar yang giat, hingga menjadi orang sukses yang bermanfaat" pesan Khairul Munadi dan mendapat sambutan serempak oleh mahasiswa keperawatan" Siap Pak."

Rektor USK, Dirjen Dikti dan Satgas Bencana Senyar kemudian bergerak cepat ke posko utama penanganan banjir Pidie Jaya untuk bertemu dengan bupati dan wakil, termasuk tokoh-tokoh daerah setempat. 

Di forum singkat namun padat itu, juga bersamaan dengan kehadiran Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Keberadaan Khofifah di tengah para pemimpin Aceh membawa pesan persaudaraan yang kuat.

“Kami ingin memastikan persaudaraan Jawa Timur (Jatim) dan Aceh terhubung. Bahwa kami dari Jatim adalah saudara warga Aceh, terutama Pidie Jaya. Berhubung ini menjelang puasa, (kami membawa) ada mukena, sarung, makanan siap saji" kata Khofifah.

Setelah pertemuan itu, Rektor Marwan juga turun ke lokasi paling parah di Gampong Beurawang, Kecamatan Meurah Dua. Di tengah sisa lumpur dan sisa reruntuhan banjir, pemandangan mengharukan terjadi saat bantuan diturunkan. Pakaian layak pakai langsung dikerumuni korban. Mereka menyerbu pakain bekas bekas itu seraya memilah dan memilih yang sesuai ukuran. 

Kebutuhan ini mendesak itu karena banyak dari mereka yang kehilangan pakaian akibat terendam lumpur. Ketka banjir surut hanya baju di badan yang tersisa. 

Lalu bahan logistik lain seperti aneka makanan, air minum, dan beras juga disalurkan langsung di lokasi tersebut. Hal itu sangat terbantu para korban yang sudah berhari-hari krisis bahan makanan. 

Kudiam Rektor Marwan, bertolak ke Kabupaten Bireuen, menyambangi Posko Satgas Bencana Senyar USK yang lain di halaman Kampus Al-Muslim. Di sana relawan USK bekerjasama dengan Universitas Almuslim dan Politeknik Negeri Lhokseumawe. 

"Kita terus memastikan setiap bantuan, pelayanan kesehatan, hingga apapun yang bermanfaat bagi warga yang terdampak banjir, sampai dengan cepat, tepat, bermanfaat. Setiap kontribusi menjadi bagian berharga dari pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi" tambah Rektor Prof Marwan.

Rombongan USK diikuti ketua senat akademik, sekretaris MWA, WR1 dan WR3, para dekan, sekretaris universitas dan ketua LPPM. (H-2)