Rapat bersama PVMBG dengan Pemkab Kebumen(MI)
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Kebumen, Jawa Tengah, menindaklanjuti hasil kajian geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sampang, Kecamatan Sempor. Ketua Tim PVMBG, Oktory Prambada, mengatakan pergerakan tanah di Sampang tergolong rayapan lambat. Meski tidak terjadi secara mendadak, kondisi ini telah berdampak signifikan pada area seluas sekitar 70 hektare.
“Dari hasil pemantauan, 70 hektare lahan pertanian terdampak, 6 rumah mengalami kerusakan, 65 rumah berada dalam kondisi terancam, dan dua jembatan serta sejumlah ruas jalan desa terputus,” kata Oktory usai menyerahkan laporan lengkap kepada Bupati Lilis Nuryani pada Jumat (5/12).
Secara geologi, wilayah tersebut berada pada area longsoran lama dengan batuan didominasi napal dan lempung. Kawasan itu juga terletak di zona lembah yang menjadi jalur aliran air.
“Pergerakan tanah tipe lambat tidak merusak secara tiba-tiba, tetapi berubah sedikit demi sedikit. Daya dukung tanah di lokasi ini sudah tidak mampu menopang infrastruktur,” ujar Oktory.
PVMBG juga mengingatkan bahwa curah hujan yang diperkirakan masih tinggi hingga Februari 2026 berpotensi mempercepat pergerakan tanah, bahkan bisa berkembang menjadi aliran rombakan atau banjir bandang apabila aliran air tersumbat.
Bupati Lilis Nuryani menyampaikan apresiasinya kepada PVMBG atas kajian komprehensif yang telah dilakukan. Ia memastikan rekomendasi tersebut akan menjadi acuan utama dalam perencanaan tata ruang dan langkah penanganan ke depan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Badan Geologi. Kami memerlukan rekomendasi lanjutan, termasuk apakah lahan yang bergerak masih memungkinkan untuk dimanfaatkan,” kata Bupati Lilis.
Menanggapi hal ini, PVMBG merekomendasikan relokasi bagi rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat maupun hunian yang berada di zona aktif pergerakan tanah. Relokasi dinilai perlu dilakukan karena kondisi tanah tidak lagi stabil. Sementara itu, lahan yang bergerak masih dapat dimanfaatkan, namun hanya untuk penanaman vegetasi keras yang mampu menyerap air. Lahan tersebut tidak disarankan untuk persawahan maupun permukiman demi menekan risiko pergerakan lanjutan.
Untuk mitigasi infrastruktur, PVMBG menyarankan pembersihan alur sungai atau saluran air yang tersumbat agar area tidak semakin jenuh air. Di wilayah yang masih berisiko, bangunan direkomendasikan menggunakan konstruksi rumah panggung yang lebih adaptif terhadap pergerakan tanah tipe lambat.
Bupati juga mengimbau warga Desa Sampang agar tetap tenang namun waspada mengingat curah hujan yang masih tinggi. Imbauan ini juga memperhatikan kondisi di lapangan, termasuk tumbangnya sejumlah pohon di sekitar area panembahan yang menurut kearifan lokal menandai adanya pergeseran tanah.
Pemerintah kabupaten akan segera membahas hasil rekomendasi PVMBG bersama warga untuk menentukan lokasi dan mekanisme relokasi. Laporan resmi PVMBG juga akan disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah dan BNPB sebagai dasar penyusunan langkah strategis serta permohonan dukungan lanjutan. (M-2)

1 week ago
7
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385173/original/011957900_1760881265-shinta_bachir.jpg)






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385236/original/040525100_1760891904-WhatsApp_Image_2025-10-19_at_23.25.05.jpeg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389933/original/002484900_1761214453-Hexabyte.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5034348/original/062461200_1733277258-MilanSassuoloCI_28.jpg)


