Pada 1954, Gertrude Elion dan tim mengembangkan 6-mercaptopurine, obat yang mampu membawa anak dengan leukemia ke masa remisi dan menjadi dasar lahirnya desain obat modern. (achievement)
PADA Desember 1954, para peneliti melaporkan sebuah pencapaian penting dalam dunia medis. Ia menemukan obat yang mampu membawa anak-anak penderita leukemia akut ke masa remisi. Obat tersebut menjadi salah satu kemoterapi pertama dan sekaligus membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pengembangan obat yang dikenal sebagai “rational drug design.”
Sosok di balik penemuan itu adalah Gertrude Elion, ilmuwan kimia yang memulai kariernya dengan penuh hambatan. Meski meraih gelar master kimia pada 1941, ia berkali-kali ditolak untuk posisi penelitian lanjutan karena saat itu peluang untuk perempuan sangat terbatas. Elion kemudian bekerja sebagai guru kimia dan penguji kualitas makanan di sebuah perusahaan supermarket, sebagaimana ia ceritakan dalam tulisan autobiografinya pada 1988.
Perubahan besar terjadi pada 1944 ketika ia diterima bekerja di laboratorium George Hitchings di perusahaan farmasi Burroughs-Wellcome (kini GSK). Hitchings tengah mengembangkan pendekatan baru dalam pembuatan obat, meninggalkan metode coba-coba yang umum digunakan saat itu.
"Salah satu faktor penentu mungkin adalah kematian kakek saya, yang sangat saya cintai, akibat kanker saat saya berusia 15 tahun. Saya sangat termotivasi melakukan sesuatu yang suatu hari bisa mengarah pada penyembuhan penyakit mengerikan ini," ujar Elion dalam biografinya.
Menemukan 6-Mercaptopurine
Hitchings dan Elion berangkat dari pemahaman bahwa semua sel hidup membutuhkan asam nukleat, penyusun DNA, untuk berkembang biak. Karena sel kanker dan bakteri tumbuh dengan sangat cepat, mereka berasumsi menghambat produksi asam nukleat dapat memperlambat pertumbuhan sel-sel tersebut.
Pada 1950, ketika Elion berusia 32 tahun, tim menemukan senyawa turunan purin bernama 6-mercaptopurine (6-MP). Senyawa ini terbukti menghambat pertumbuhan sel bakteri dan sel leukemia di laboratorium. Uji lanjutan pada hewan menunjukkan obat tersebut mampu memperlambat pertumbuhan tumor.
Pada 1952, 6-MP mulai diuji pada 107 pasien yang menderita berbagai jenis kanker, termasuk 45 anak dan 18 orang dewasa dengan leukemia akut. Sebelum itu, hampir tidak ada pengobatan efektif; sebagian besar anak meninggal hanya beberapa bulan setelah diagnosis.
Beberapa obat kemoterapi sebelumnya memang sudah ada, namun banyak yang berasal dari senyawa beracun seperti gas perang. Dibandingkan obat tersebut, 6-MP lebih dapat ditoleransi. Sebanyak 15 anak mengalami remisi penuh selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Elion merasakan kegembiraan ketika kondisi anak-anak membaik, namun juga kesedihan mendalam ketika mereka kembali sakit.
Menciptakan Terapi yang Lebih Tahan Lama
Hitchings dan Elion kemudian mencari kombinasi obat lain untuk memperpanjang masa remisi. Pada akhir 1950-an, mereka menemukan menggabungkan methotrexate, kemoterapi yang dikembangkan Dr. Jane Wright dan tim, dengan 6-MP dapat menghasilkan remisi lebih lama pada beberapa anak dengan leukemia akut.
Warisan Ilmiah
Selama kariernya yang panjang, Elion mengembangkan banyak obat penting lainnya, termasuk azathioprine (untuk rheumatoid arthritis dan penolakan transplantasi), acyclovir (untuk herpes, cacar air, dan herpes zoster), serta AZT, obat pertama yang efektif melawan HIV/AIDS.
Pada 1988, Gertrude Elion menerima Nobel Fisiologi atau Kedokteran, bersama George Hitchings dan James Black, atas kontribusi mereka dalam pengembangan prinsip-prinsip penting desain obat. Termasuk penelitian tentang 6-MP yang mengubah sejarah pengobatan kanker. (Live Science/Z-2)

1 week ago
5























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383570/original/096572500_1760683681-tomonobu_itagaki.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385173/original/011957900_1760881265-shinta_bachir.jpg)




:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5137245/original/076805300_1739938380-WhatsApp_Image_2025-02-19_at_09.39.29.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383280/original/059489100_1760669213-STEM_1.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5371592/original/088864600_1759684696-man_city_selebrasi_brentford_city_ap_alastair_grant.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4605535/original/052956900_1696928865-g_1_0_10_potret_ammar_zoni_sudah_bebas_dari_penjara_ucap_rasa_syukur_bisa_kembali_bertemu_keluarga_ammar_zoni-20231009-028-busan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5376982/original/062419800_1760070989-iPhone_17_Pro_Series_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5384578/original/024426200_1760796172-AWS_-_Foto_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4609435/original/063264000_1697178650-ammar_zoni-20231009-024-busan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383603/original/093485800_1760684902-WhatsApp_Image_2025-10-15_at_11.19.48.jpeg)