Tulisan arab Al-Alim(Dok. Instagram @limofficial-lirboyo di)
DALAM memahami 99 nama indah Allah SWT atau Asmaul Husna, Al Alim artinya Yang Maha Mengetahui. Sifat ini menegaskan bahwa pengetahuan Allah SWT tidak terbatas oleh ruang dan waktu, mencakup segala sesuatu yang tampak (nyata) maupun yang gaib (tersembunyi). Tidak ada satu pun hal di alam semesta ini, sekecil apa pun, yang luput dari pengetahuan-Nya. Pemahaman mendalam mengenai sifat Al-Alim sangat penting bagi seorang Muslim untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta sebagai pengingat bahwa segala tindak-tanduk kita senantiasa dalam pengawasan-Nya.
Makna Al-Alim Secara Bahasa dan Istilah
Secara etimologi atau bahasa, kata Al-Alim berasal dari bahasa Arab, yakni dari akar kata 'alma yang berarti mengetahui. Dalam konteks Asmaul Husna, Al-Alim menunjukkan zat yang memiliki ilmu yang sempurna dan mutlak. Berbeda dengan pengetahuan manusia yang didapat melalui proses belajar dan bersifat terbatas, ilmu Allah SWT bersifat azali (ada sejak dahulu tanpa permulaan) dan abadi.
Makna Al-Alim mencakup pengetahuan yang detail dan menyeluruh. Allah mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi di masa depan. Bahkan, Allah mengetahui isi hati manusia, niat yang tersembunyi, hingga daun yang jatuh di tengah hutan belantara yang gelap gulita.
Dalil Al-Alim dalam Al-Qur'an
Sifat Al-Alim disebutkan berulang kali dalam Al-Qur'an, seringkali disandingkan dengan sifat-sifat Allah lainnya seperti Al-Hakim (Maha Bijaksana) atau As-Sami' (Maha Mendengar). Berikut adalah beberapa ayat yang menjadi landasan sifat Al-Alim:
1. Surat Al-Baqarah Ayat 32
Ayat ini mengisahkan pengakuan para malaikat tentang keterbatasan ilmu mereka dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Berikut adalah bunyi ayatnya:
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Artinya: "Mereka menjawab: 'Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.'"
Untuk memahami konteks ayat ini lebih dalam, Anda dapat membaca tafsir lengkapnya di Surat Al-Baqarah.
2. Surat Al-An'am Ayat 59
Ayat ini secara spesifik menjelaskan bahwa kunci-kunci kegaiban hanya ada di sisi Allah SWT. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya: "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Simak bacaan lengkap ayat ini di Surat Al-An'am.
3. Surat Al-Hijr Ayat 86
Ayat ini menegaskan status Allah sebagai Sang Pencipta yang memiliki pengetahuan luas atas ciptaan-Nya.
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ
Artinya: "Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui."
Baca selengkapnya di Surat Al-Hijr.
Perbedaan Ilmu Allah dan Ilmu Manusia
Memahami Al Alim artinya Yang Maha Mengetahui juga berarti menyadari kerdilnya ilmu manusia. Berikut adalah perbedaan mendasar antara ilmu Allah SWT dengan pengetahuan makhluk-Nya:
- Sumber Ilmu: Ilmu Allah adalah Dzat-Nya sendiri, mutlak, dan tidak bersumber dari siapapun. Sedangkan ilmu manusia adalah pemberian (anugerah) dari Allah SWT.
- Batasan: Ilmu Allah tidak terbatas (unlimited) dan meliputi segala dimensi waktu (dulu, kini, nanti). Ilmu manusia sangat terbatas, seringkali lupa, dan terhalang oleh ruang serta waktu.
- Kebenaran: Pengetahuan Allah adalah kebenaran mutlak (haq). Pengetahuan manusia bersifat relatif dan bisa berubah seiring ditemukannya fakta-fakta baru.
Cara Meneladani Sifat Al-Alim dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai seorang hamba yang beriman, sekadar mengetahui arti Al-Alim tidaklah cukup. Kita harus mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari. Berikut adalah cara meneladani sifat Al-Alim:
- Terus Belajar dan Menuntut Ilmu: Menadari bahwa ilmu Allah sangat luas, seorang Muslim harus memiliki semangat literasi dan belajar yang tinggi. Menuntut ilmu adalah bentuk ibadah untuk mengenal ciptaan dan kebesaran Allah.
- Bersikap Jujur dan Menjauhi Kemunafikan: Karena Allah Maha Mengetahui segala isi hati dan perbuatan tersembunyi, kita harus senantiasa jujur. Tidak ada gunanya berbohong atau menyembunyikan kejahatan, karena Allah pasti mengetahuinya.
- Rendah Hati (Tawadhu): Sehebat apapun gelar akademik atau pengetahuan yang kita miliki, itu hanyalah setetes air di lautan ilmu Allah. Keyakinan ini akan menjauhkan kita dari sifat sombong dan merasa paling benar.
- Berhati-hati dalam Bertindak: Kesadaran bahwa Allah adalah Al-Alim akan melahirkan sikap muraqabah (merasa diawasi), sehingga kita akan berpikir dua kali sebelum melakukan maksiat atau hal yang sia-sia.
Dengan memahami bahwa Al Alim artinya Yang Maha Mengetahui, semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih bijaksana, haus akan ilmu pengetahuan, namun tetap rendah hati di hadapan Sang Pencipta. (P-4)

1 week ago
5
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385173/original/011957900_1760881265-shinta_bachir.jpg)






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385236/original/040525100_1760891904-WhatsApp_Image_2025-10-19_at_23.25.05.jpeg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389933/original/002484900_1761214453-Hexabyte.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5034348/original/062461200_1733277258-MilanSassuoloCI_28.jpg)


